Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillah
Menulis judul pertama yang MasyaAllah ya, dari judulny aja udah melty banget, bikin terharu ya.
Jadi tujuan utama aku ikut #14daysblogspediachallenge ini sebenarnya bukan hanya untuk menang, walaupun kalau bisa menang itu termasuk rezeki dan pencapaian pertamaku yang sangat luar biasa ya :D, tapi selain dari itu, aku mencoba mengasah ketlatenanku, kesungguhanku, seberapa konsisten aku, serta time management'ku dalam belajar nge-Blog ini.
Nah, hayo siapa disini yang dulu punya banyak sahabat?
Oh iya, sebelum ngobrol banyak tentang sahabat, menurut kalian semua, apa sih artinya sahabat?
Arti Sahabat
Menurut aku, sahabat itu teman yang paling dekat diantara banyak teman-teman kita yang lain. Sahabat itu yang paling tau tentang kita, sering bertukar pikiran, sering curhat-curhatan, kemana-mana bareng, bahkan dulu sering gantian baju, tas sepatu, dan lain-lain kaya saudaraan gitu, hmmm...apalagi? Wah, tentunya, banyaaaak bangeet kenangan bersama mereka …
Kenangan Indah Bersama Sahabat
Nah, di part ini aku mau ajak kalian back to a few years ago..
Di dalam setiap jenjang kehidupan kita, pasti kita pernah melewati banyak moment bersama sahabat-sahabat kita, entah itu moment lucu, bahagia, sedih, haru bahkan memalukan sekalipun. Pastinya ada beberapa moment yang begitu melekat sampai detik ini, nah disanalah tercipta ruang kerinduan untuk mereka.
Why? Jelas karena keadaan kita dan para sahabat kita sudah pasti mengalami fase baru dalam kehidupan seiring dengan bertambahnya usia. Namun, sebisa mungkin sih rasa sayangnya jangan sampai berubah ya :).
Nah, tapi selain kebahagiaan yang kita rasakan bersama para sahabat, pasti ada juga yang pernah mendengar tentang sahabat yang saling menyakiti kan? Sahabat yang terlihat baik di depan kita, namun ternyata ia memendam banyak penyakit hati pada kita. Duh, sereeem ah...but, ini memang real terjadi dalam persahabatan koq. Beberapa teman pernah bercerita tentang pengalaman ini ke aku, dan disini ada yang pernah mengalami juga kah?
Kalau si penulis, pernah ngga mengalami semacam ini? Pernah juga koq, boleh dong aku cerita sedikit pengalamanku tentang ini, sekali lagi, siapa tau, bisa diambil ibrohnya ya dear.
Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik?
Jadi, memang manusia itu penuh dengan keterbatasan, kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Disinilah seharusnya kita memahami bahwa hubungan apapun dengan siapapun, tidak menutup kemungkinan kita akan menemui banyak problem disana. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita tidak berekspektasi terlalu tinggi, tidak berharap terlalu jauh dan berusaha menerima kekurangan seperti halnya kita pun menyadari akan kekurangan kita.
Sayangnya, ini aku sadari setelah aku banyak belajar dari semua ujian kehidupan yang kualami. Jadi telat dong? Ngga juga sih, setidaknya kita bisa berusaha mengimplementasikannya kepada pertemanan kita yang sekarang, that nobody is perfect. Tidak ada teman/ sahabat yang sempurna, tidak ada teman/ sahabat yang tidak memiliki kekurangan.
Flashback sedikit ya dear. Dulu aku pernah mengalami beberapa persahabatan yang indah, namun ada juga yang berakhir mengecewakan, dan itu semua aku sadari karena terlalu berharapnya kita ingin ditreatment baik oleh orang lain, sedangkan kita sendiri pun belum tentu bisa mentreatment orang lain dengan baik. Alhasil, akan banyak terjadi "dispute/ perselisihan" di dalam persahabatan. Hmm cewe ya, susah emang, ya sensitif, ya baperan, ya moody'an :D.
Nah, sampai pada fase dimana aku pernah berpikir, aku sudah tidak mau berteman dengan siapapun.
Wah, ngeri juga ya kalau sampai berpikir seperti ini?
Tapi, kenyataannya begitu dan aku mengalaminya. Ada rasa malas untuk berteman dengan siapapun, selain takut menyakiti, takut juga disakiti, dan memilih untuk meluapkan apa-apa ke dalam buku diaryku.
Sebenarnya kasus seperti aku ini banyak faktornya juga, mengapa kita bisa kehilangan percaya diri dan kehilangan kepercayaan kepada orang lain. Apa itu? Sepertinya tidak aku bahas disini ya, karena akan panjang kali lebar nantinya, dan bisa jadi malah keluar dari tema dong? Hihihi.
Intinya adalah, memang kita tidak bisa meminta, menuntut, dan berharap apapun dari siapapun, karena seperti yang aku tulis diatas tadi. Kita dan semua orang punya kekurangan, kita dan semua orang penuh dengan keterbatasan.
Dengan begitu, kita bisa lebih menikmati muamalah dengan siapapun, terlebih satu yang perlu diingat bahwa mengapa Allah memberikan kita rasa kecewa kepada makhluk agar kita berharapnya cuma sama Allah saja.
Jadi, sekarang si penulis ngga punya sahabat nih? :D
Punya dong, duh sombong amat, :D. Bukan sombong koq, Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk aku mempercayai dan membuka hatiku kembali untuk mempunyai teman yang lebih dari teman biasa, yang bisa kuajak berdikusi, bercanda, berbagi cerita tentang apapun itu, bisa sama dia :).
My Real Relationship
MasyaAllah, ngga kerasa udah masuk ke paragraf terakhir nih, dear.
Di part ini aku akan menceritakan tentang seseorang yang Alhamdulillah sampai detik ini menjadi sahabatku.
Aku juga akan menulis sedikit kata untuknya, sesuai dengan judul kita, surat cinta untuk sahabat. Siapa sih sebenernya sahabat si penulis ini? Penisirin ngga dear? :) Jadi ngga sih, karena sudah dikasi bocoran sama penulis melalui foto diatas ya :D
My real relationship, seseorang yang menurutku spesial, karena ia dikirim Allah ketika aku mengalami beberapa part "sakit" dalam kehidupanku. Atas ijin Allah, ia mengembalikan hatiku yang pernah hancur, menatanya perlahan hingga sekarang ia kembali membaik.
Rasa ketidakpercayaanku kepada siapapun terpatahkan sedikit demi sedikit, setelah Allah mempertemukan aku dengannya. Iya, dia adalah suamiku, my bestie, my real relationship.
Ia menjadi teman ngobrol dan diskusi untuk hal apapun. Ia menjadi tempat bercerita keduaku setelah Allah, hampir tidak ada satu cerita pun yang terlewatkan untuk kuceritakan padanya.
Kita bisa ngobrol dan mendiskusikan tentang apapun, tentang hobi, asa, cinta, anak, bahkan hal yang bisa dibilang sensitif untuk pasangan yaitu tentang agama.
Alhamdulillah Allah berikan kami kesempatan hijrah bersama, belajar bersama, jadi kami berusaha berjalan beriringan tanpa saling menuntut apapun, sebab kami saling menyadari bahwa kami memiliki banyak kekurangan.
Nah, sudah terjawab ya, siapa sahabat aku :). Boleh kan aku menuliskan sedikit ungkapan hatiku untuknya, cie..cie…
Surat Cinta Untuk Sahabat
Hai my bestie
Terimakasih sudah hadir
Di dalam hatiku yang hampir saja mati
Pun di samping ragaku yang sudah mulai melemah
Terimakasih telah sabar menggenggam tanganku
Supaya kita senantiasa berjalan beriringan
Bukan untuk mendahului atau siapa yang paling cepat
Namun kita berusaha untuk berdampingan
Agar bisa bersama-sama sampai tujuan
Terimakasih untuk bahumu
Yang selalu menawarkan tempatnya
Untuk kubebani dengan keluhku, tangisku, dan manjaku
Kau selalu berusaha kuat
Meski aku tau, kau pun juga membutuhkan sandaran itu
Terimakasih untuk senyummu
Yang selalu kau hadirkan
Di tengah beratnya ujian demi ujian yang kita lalui
Aku yakin kita bisa, kita kuat
Sebab ada cinta yang senantiasa menguatkan kita
Terimakasih untuk suka dan duka
untuk tawa dan tangis
untuk segala rasa yang tercipta
Dearest my bestie
Aku menyayangimu karena Allah
Semoga Allah senantiasa mengijinkan kita terus bersama
Ta hanya sehidup semati
Namun juga sehidup sesurga
Duh kenapa aku jadi termehek-mehek menulis ini ya, maafkan aku yang cengeng ini, huhuhu.
Baiklah, dear, itu tadi sedikit cerita aku tentang tema dan judul kita kali ini, Surat Cinta Untuk Sahabat.
Buat yang kepingin punya sahabat suaminya sendiri seperti aku, kencengin doanya ya dear, semoga Allah segerakan bertemu dengan jodohnya. Aamiin
Sekian tulisan dariku, sekali lagi, mohon maaf jika ada salah kata, dan terimakasih sudah mampir baca tulisanku ini, yuuuk mampir juga di www.mygaleryta.com untuk intip tulisan aku yang lain. Buang buruknya, ambil baiknya ya, semoga kita senantiasa diberikan keberkahan oleh Allah di setiap part kehidupan kita. Aamiin
Wasaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Posting Komentar
Posting Komentar