headerblog

The Power of Husnudzon

2 komentar



The Power of Husnudzon


Husnudzon, salah satu dari sekian perbuatan baik yang sulit dilakukan. Memang ya, melakukan kebaikan itu lebih banyak godaannya. Bener ngga nih? Tapi kita harus tau ya, bagaimana efek dari berbuat baik, nah disini adalah tentang berprasangka baik, the power of husnudzon.


Banyak orang merugi hanya karena mudah sekali berprasangka. Entah itu sangkaannya benar atau salah, namun alangkah lebih baik jika kita mendahulukan berbaik sangka.


Allah Memerintahkan Kita Berhusnudzon


Husnudzon yang berarti berprasangka baik termasuk dalam perintah Allah yang tertuang di dalam Al Qur'an.

Allah SWT berfirman:


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ


"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."


(QS. Al-Hujurat: Ayat 12)


Jelas ya, jika Allah menurunkan perintah, artinya kita sebagai hambaNya pun harus berusaha melaksanakan, walaupun realitanya syusyah ya dear :D


Terdapat 3 macam bentuk husnudzon, yaitu :

  • Husnudzon kepada Allah

  • Husnudzon kepada diri sendiri

  • Husnudzon kepada orang lain


Husnudzon kepada Allah


Ini nih, manusia kadang suka ngga tahan sama yang namanya ujian. Pinginnya enak-enak terus, ya kan? Sama koq..

Seringnya, berjuta nikmat bisa tergerus cuma karna 1 ujian yang dirasa ga selesai-selesai. 


Sharing tentang pengalamanku ketika berusaha mematuhi perintah Allah, namun ternyata hasilnya ta sesuai ekspektasi kita. 

Beberapa tahun yang lalu, aku diuji dengan ujian hutang yang yang intinya adalah hutang riba. Hutang dari 1 tempat yang memiliki bunga akhirnya kami, aku dan suami gali lubang tutup lubang dan nominalnya pun semakin bertambah besar.


Alhamdulillah kemudian Allah menunjukkan jalan menyadarkan kami bahwa hutang tersebut adalah hutang riba, dan riba adalah termasuk dalam dosa besar. Akhirnya kami berusaha untuk menghentikan hutang tersebut dengan harapan pasti Allah menolong karena kami sudah berusaha taat.


Ternyata, tidak semudah itu kawan. Jalannya berkeok-keok, terjal, wes pokoke ora gampanglah. Sampai akhirnya, iman kami yang belum kuat pun membuat kami kembali meminjam hutang riba dengan dalih "kan bunganya cuma 1%", "kan cicilannya cuma sebulan", "mending pinjem 1 tempat dengan nominal besar untuk menutup hutang kecil-kecil, jadi kita cuma punya hutang di 1 tempat".


Wes lah, pokoke berusaha mencari pembenaran dan aturan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan hutang riba tersebut. Lupa kalau solusi yang Allah perintahkan adalah "Sholat dan Sabar".

Udah baik belum sholatnya? Udah beneran sabar belum dengan sabar yang indah?


Alhasil, dengan melakukan solusi sesuai pemikiran sendiri itu adalah zonk. Ada aja kendalanya sampai hutang pun ngga selesai-selesai plus makin bertambah nominalnya. 

Di part itu, aku sempet berpikir, Ya Allah, aku ini udah berusaha taat lho, koq malah seperti ini jalannya. 

Kala itu, aku suudzon sama Allah. Naudzubillah.


Sampai juga akhirnya pada part dimana aku capek dan benar-benar berserah. Bahkan, dengan uang pas-pasan aku dan suami nekat untuk selalu mendatangi kajian-kajian umum tiap malam, dengan harapan, hati kami menjadi lebih tenang dengan mendengarkan kajian, saking stresnya mikirin hutang. Bawa uang 7 ribu, 10 ribu, wes nekat asalkan ada bensin di motor, cusss.


Namun, dari sanalah akhirnya Allah sedikit demi sedikit mulai melembutkan hati kami. Sampai pada tahap, "Ya Allah, kami benar-benar pasrah, solusinya ada padaMu. Kami hanya mampu berikhtiar melaksanakan perintah dan menjauhi laranganMu. Selebihnya, kami ikhlas dan ridho akan takdirMu."


And you know, solusi datang bertubi-tubi, dan jalan keluar itu dari arah yang tidak kami sangka-sangka. Alhamdulillah, hutang itu perlahan-lahan berkurang.

Walaupun sampai saat ini masih ada sisa hutang, tapi Alhamdulillah sudah bukan lagi hutang riba, dan sisa nominal ini sudah jauh dari total hutang awal kami. MasyaAllah, Allah Mudahkan dalam melunasi hutang yang bagi kami kala itu rasanya seperti tidak mungkin.


Inilah bentuk berbaik sangka kepada Allah, yang Maha Tau, jadi memang sebaiknya kita yang lemah & kecil ini jangan suka sok tau, mencari cari solusi sendiri apalagi di jalan yang tidak Allah ridho'i. Cukup bertakwa kepada Allah, dan senantiasa berusaha menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebab, solusi itu berasal dari Allah, bahkan dari arah yang tidak kita duga sekalipun.


Husnudzon Kepada Diri Sendiri


Masih tentang ujian yang Allah Berikan kepada hambaNya. Seringnya nih kalau pas lagi diuji, merasa bahwa diri kita ini ngga mampu melewatinya. Ini juga termasuk dari berburuk sangka terhadap diri sendiri. Atau ketika Allah memberikan ujian berat pada kekurangan/ keterbatasan.


Contoh, ketika Allah memberikan ujian berupa kekurangan fisik. Ada terlintas, mengapa aku dilahirkan begini? Mengapa tidak seperti yang lain? Ada rasa rendah diri, minder, bahkan ada yang marah kepada Sang Pencipta-Nya.


Lelaki buta the power of husnudzon

Namun ternyata, dibalik kekurangan, Allah hadirkan kelebihan yang bahkan ta dimiliki si empunya raga sempurna.

Pernah membaca/ melihat seorang laki-laki yang buta mampu melaksanakan sholat jamaah 5 waktu rutin ke Masjid, meskipun harus bersusah payah menggunakan tali sebagai penunjuk jalan. Atau seorang anak yang didiagnosis memiliki gangguan fokus yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ternyata menjadi Hafiz Qur'an.


Masih banyak contoh yang lain, yang pada kekurangannya ternyata Allah berikan kelebihan yang lain. Betapa tidak ada yang Allah ciptakan sia-sia.

Oleh sebab itu, sudah seharusnya ubah mindset ya dear, mengapa Allah memberikan ujian ini padaku, sebab Allah tau aku mampu melaluinya. 


Allah menyampaikannya di dalam Al Qur'an, yaitu Surah Al Baqarah ayat 286


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ


Artinya:


Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.


Dari ayat tersebut diatas, bisa kita lihat bahwa Islam adalah agama yang dibangun dengan dasar kelembutan dan kasih sayang. Pun dengan cinta Allah kepada hambaNya melalui ujian yang Allah berikan, tidak lain adalah supaya hambaNya dapat bersabar serta mengambil hikmah.


Allah menjanjikan rahmat serta pahala pada setiap hambaNya yang senantiasa patuh, berbuat baik, dan berbaik sangka terhadap apapun.


Nah, bentuk berbaik sangka terhadap diri sendiri adalah dengan menumbuhkan keyakinan bahwa ketika Allah menguji kita, artinya InsyaAllah kita dimampukan untuk melewatinya.


Husnudzon Kepada Orang Lain


Sepertinya bab ini yang lumayan sulit nih. Kadang hal kecil aja, bisa jadi boomerang jika kita ini mudah sekali suudzon/ berburuk sangka pada orang lain.


Contohnya, buwanyaaaak…

Status di sosial media, kasus yang sering terjadi akhir-akhir ini. Ketika ada yang nytatus, koq jadi merasa tersindir, padahal si empunya status ngga merasa nyindir siapa-siapa. Nah nah nah, baper apa baper? 

Again ya…

Ngechat temen, udah centang biru, ada tulisan online, eh koq ngga dibales? What happen ini, perasaan ngga ada masalah sama doi. Mulai deh, pikiran melayang kemana-mana. Apalagi udah ngga bales chat, eh dia nytatus, bingung lagi kita… :D


Ini nih cewe, apa-apa memang dibawa perasaan alias baper, iyess termasuk yang nulis koq…

Tapi, ngga apa-apa, berproses, halah alasan, haha…

Jujurly, memang pernah mengalami, mungkin akunya yang baper, atau orang lain yang baperin aku. 


Jadi, waktu itu aku pegang handphone dengan posisi WA masih online kemudian ada sesuatu yang tetiba harus kukerjakan, anak di kamar mandi yang udah manggil-manggil butuh bantuan. Layar masih online, tapi hp ditaruh dan akunya kemana-mana, pas megang hp lupa mau balesin, langsung kembali ke layar utama dan ngerjain hal lain lagi.


Temen ngechat, koq ngga bales-bales wa ku, padahal udah dibaca daritadi dan online juga. Ia pikir aku sengaja tidak merespon chat'nya. Makdheg, oh sebegininya ya suudzon? Aku minta maaf merasa salah juga karena ngga multitasking, kalau udah ngerjain satu hal dan bahas lain lagi, i can't. Alhasil ya begitu, lupa…


Nah dari situ aku belajar untuk berusaha memberikan prasangka baik kepada orang lain. Pernah ada temen yang wa ku sampe beberapa hari ngga dibaca tapi beliau rutin update status. Dalam hati cuma berkata, mungkin chatku numpuk di bawah, jadi beliau lupa untuk membalas. Ya, sesederhana itu, tapi kadang emang susaaah :).


Banyak hal sepele yang kadang sangat disayangkan ketika kita mudah menyimpulkan sendiri. Mengapa si A begini, jangan-jangan begini, ah pasti begini. Padahal si A sama sekali ngga seperti apa yang kita duga. Dobel ya dosanya, udah suudzon, salah lagi. 


Allah meminta kita untuk senantiasa berhusnudzon, walaupun husnudzon kita salah sekalipun. Setidaknya, kita sudah berniat dan mengusahakan untuk berbaik sangka. InsyaAllah, sudah terhitung pahala Husnudzon kita.


The Power of Husnudzon


Hanya tentang berbaik sangka, namun ternyata kekuatannya sangat luar biasa. Apa saja hasil dari berbaik sangka?

  1. Senantiasa disayang Allah dan manusia

  2. Melatih diri agar senantiasa berlapang hati

  3. Kehidupan tentram secara batin

  4. Terhindar dari perbuatan fitnah

  5. Dapat menyambung dan mempererat silaturahmi

  6. Mendapat pahala dari Allah


MasyaAllah, selain melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain, Allah juga menjanjikan pahala untuk hamba-Nya yang senantiasa berbaik sangka. 

Yang paling nyata terasa adalah, ketika kita senantiasa berbaik sangka, Allah akan kelilingi kita dengan hal-hal yang baik, orang-orang yang baik pula. Maka, jangan letih untuk selalu berhusnudzon, iya..sentilan untuk si penulis juga yang masih banyak kekurangan.


Terlebih adalah tentang kelak kita akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di dunia. Alangkah merugi ketika pahala kita habis karena kita mendzholimi orang lain. Jadi, fokus saja pada apa yang kita pikirkan dan perbuat, bukan apa yang orang lain pikirkan dan perbuat kepada kita.


Semoga tulisan sederhana tentang the power of husnudzon ini dapat memberikan manfaat. Semoga Allah senantiasa menjaga hati dan pikiran kita untuk berprasangka baik terhadap apapun dan siapapun. Aamiin

Terimakasih sudah mampir, Alhamdulillah jika berkenan meninggalkan komentar baiknya. Semoga masih diberi kesempatan di tulisan-tulisan selanjutnya. Aamiin.


Related Posts

2 komentar

  1. Ma syaa Allah mbaaak ethaaa, deep tulisannya, karena berhusnudzon di zaman sekarang memanf butuh keluasan hati ya mbaak ❤️❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuuul mba Megaa, huhuhu. Semoga kita senantiasa mampu berbaik sangka kpd apapun dan siapapun. Aamiin❤️

      Hapus

Posting Komentar