headerblog

Ramadhan, dan Segala Keindahannya


Tentang Ramadhan


RAMADHAN

Satu kata yang setiap mendengar, membuat hati merasa sangat bergetar. Bulan yang sangat mulia, dimana Allah membukakan pintu ampunan selebar-lebarnya untuk semua umat-Nya.


Bagaimana kita memaknai Ramadhan? Coba menelisik hati yang paling dalam, sudah mendapat apa di Ramadhan tahun kemarin? Apakah akan sama dengan tahun ini? 


Memaknai Ramadhan


Flashback beberapa belas tahun yang lalu, ketika aku mengenal yang namanya Lebaran. Meskipun aku terlahir bukan muslim dan bukan dari keluarga muslim, tapi lebaran itu hari yang sangat sangat kunanti. Mengapa? Sebab, disitulah moment dimana rumah ramai, karena semua berkumpul, banyak makanan, bisa pakai baju baru, dan pasti ada moment pergi ke suatu tempat seperti tamasya gitu…


Jadi, aku kecil diasuh oleh nenek kakek, nah karena tinggal di rumah nenek kakek, maka rumah itu adalah rumah tujuan dari sanak keluarga yang lain untuk berkumpul. Jadi, hari-hari yang biasanya sepi, akan sangat berbeda ketika hari lebaran itu tiba.

Sejak saat itu, lebaran adalah menjadi hari yang spesial buatku. 


Setiap tahun berlalu, dan aku masih merasakan ke'spesial'an dari Ramadhan sebagai seorang non muslim kala itu, walaupun hanya sebatas sebagai hari dimana semua keluarga bisa berkumpul. Namun, yang sangat melekat di hati adalah suara takbir yang kudengar berkumandang di masjid di sekitaran rumah yang disertai dengan takbir keliling. 

Jujur, ada rasa iri waktu itu, kepingin banget ikut takbiran hehehehe. 


Sampai pada saat dimana aku mengucapkan kalimat syahadat di usiaku yang ke 18 tahun karena aku akan menjalani pernikahan pertamaku. 

Puasa pertamaku kala itu aku jalani tepat di 2 tahun setelah aku mualaf, karena sebelumnya aku ada di masa hamil dan menyusui.


Bagaimana dengan puasa pertamaku? Apa yang aku rasakan dan dapatkan dari puasa tersebut?


Puasa Ramadhan dan Segala Kenikmatannya


Sebelumnya, aku pernah mencoba puasa karena kepingin melihat teman-teman yang puasa, namun selalu gagal, mungkin karena aku hanya coba-coba ya, tanpa niat dan kesungguhan. Nah, ketika aku sudah masuk Islam, akhirnya mau ngga mau aku pun melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan. 


Puasa pertamaku sebagai seorang muslim diawali dengan hari-hariku sebagai seorang ibu menyusui yang bekerja. Awalnya, aku sempat ragu untuk melaksanakannya, mengingat aku pernah beberapa kali mencoba dan selalu gagal. Apalagi, kali ini aku seorang ibu yang bekerja, pasti kegiatanku banyak, pasti capek, nanti kalau ngga kuat gimana…

Hmm, banyak banget deh bisikan-bisikan itu lalu lalang di pikiranku.


Akhirnya, aku tetap memutuskan untuk berpuasa, karena aku merasa malu dengan temen-temen sesama rekan kerjaku.

MasyaAlloh hari pertama kulalui dengan sedikit kelelahan tapi Alhamdulillah masih bisa bertahan, hari kedua, dan seterusnya hingga di hari akhir aku sanggup melaluinya. Entah, kala itu terasa ringan sekali, bahkan puasa yang kulakukan "asal-asalan" itu benar-benar tidak memberatkanku sama sekali.


Mengapa aku sebut asal-asalan? Karena aku sama sekali belum paham tentang niat sebelum berpuasa, doa buka puasa, dan adab-adab yang lainnya. 

Dari sini justru aku sudah mulai kecanduan puasa. Entah, menurutku ada "rasa yang berbeda" yang kurasa ketika buka puasa. Jadi pas udah habis masa puasa, aku suka kangen mau puasa lagi.


Nah, disini aku udah merasa bahwa Islam ini spesial. Tapi sayangnya kala itu, aku belum ada keinginan untuk belajar lebih lebih lagi. 

Sampai pada akhirnya, Alloh memberiku kesempatan untuk mempelajari lebih lagi tentang Islam. 


Setelah itu, aku baru dapat merasakan bahwa Ramadhan ini bulan yang sangaaaat indah. Sampai, kala itu aku meneteskan air mataku karena saking terharunya, mengapa baru kali ini aku dapat "menghayati" Ramadhan. Kemana saja aku yang kemarin? 


Menuju Cahaya Ramadhan


Apa itu Ramadhan?

Terdapat perbedaan pendapat (ikhtilaf) mengenai (dasar) penamaan bulan ini dengan nama Ramadhan. Ada pendapat yang menyatakan (dari perspektif maknawi) bahwa dinamakan Ramadhan karena turmadhu (تُرمَضُ) fiihidz Dzunuub (pada bulan ini dosa-dosa manu-sia dibakar) dan الرَّمْضَاءُ شِدَّةُ الْحُرِّ (ar-ramdhaa’ maknanya panas membara).


Pendapat yang lainnya menyatakan bahwa dinamakan Ramadhan karena orang-orang Arab ketika mentransfer nama-nama bulan dari bahasa kuno, mereka menamakan bulan-bulan itu berdasarkan realita dan kondisi yang terjadi ketika zaman itu. Lalu secara kebetulan bulan ini jatuh tepat pada cuaca yang panas membakar, maka dinamakan bulan ini dengan nama Ramadhan.


Bulan Ramadhan memiliki banyak keberkahan, keutamaan dan berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. 


Keberkahan Pertama : 

puasa Ramadhan merupakan penyebab terampuninya dosa-dosa dan terhapusnya berbagai kesalahan. Sebagaimana hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."


Keberkahan Kedua : 

Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam lailatul Qadar. 


Keberkahan Ketiga : 

Terdapat banyak hadits lain yang menjelaskan keutamaan dan keistimeaan bulan yang sangat barakah ini, di antaranya hadits yang termaktub dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ. 

“Apabila Ramadhan datang maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu."


MasyaAlloh sekali bukan. Seketika, aku merenung, dapat apa di setiap bulan Ramadhan? Apakah hanya cukup berpuasa saja? 

Iya, dulu aku hanya dapat menikmati itu, sebatas melaksanakan puasa saja, tanpa mengenal keistimewaan yang lain. 

Padahal, Allah melipatgandakan segala amalan kita di bulan penuh berkah ini. 


Nah, saudara dan sahabat mygalerytha.com, apakah yang kita lakukan di bulan Ramadhan tahun ini? Sudah lebih baik kah amalan kita dibanding tahun lalu? Atau kita hanya sibuk dengan menu buka puasa?

Jleb rasanya ketika bulan Ramadhan hanya dihabiskan dengan menu-menu mewah untuk berbuka puasa tanpa diiringi dengan amalan-amalan akhirat.


Padahal, belum tentu Allah sampaikan usia kita pada Ramadhan tahun depan.

Astaghfirullah, ini sangat menyesakkan dada. Ramadhan yang hanya disifati dengan kemewahan sajian menu buka puasa, atau persiapan jamuan mewah berbagai macam makanan serta baju baru saja tanpa mengindahkan amalan yang justru dapat meningkatkan ketakwaan kita.


Bagaimana puasa kita di bulan ini? Bagaimana sholat fardhu kita? Sholat-sholat sunnah kita? Sudahkah membuka Al Qur'an? Berapa kuat kita membacanya? Atau bahkan kita sama sekali tidak mampu menyentuhnya?


Sungguh, setiap Ramadhan hati ini terasa teriris iris, sebab ada amalan-amalan yang belum bertambah, yang masih jalan di tempat, atau bahkan melemah dan berkurang….


Mari sahabat dan saudara semua, kita saling mengingatkan dalam kebaikan, dan berlomba-lomba melakukan amal baik di bulan ini, agar tidak sia-sia belaka.

Iya, aku pun merasa tersentak dengan apa yang aku tulis, ini sebagai pengingat dan penasehat untuk diriku sendiri..


Ramadhan adalah moment pertamaku jatuh cinta pada Islam. Ramadhan lah yang membuatku merasakan seperti menemukan cahaya dalam kegelapan.

Janji Allah atas semua ampunan dan dilipat gandakan'nya semua amalan, serta berlomba-lombanya semua umat-Nya dalam peroleh pahala di bulan Ramadhan, menjadi peluru tajam yang menembus relung dada untuk merasakan betapa ini adalah hari kemenangan.


Ramadhan Telah Pergi


Kini, Ramadhan telah pergi meninggalkan kita….

Masihkah rutinitas kita sama ketika ia datang?

Masihkah mata dan raga dapat bangun di sepertiga malam?

Masihkah mampu melakukan amalan-amalan seperti sebelumnya?

Atau sebaliknya, semuanya memudar begitu saja…


Berat memang menjaga keistiqomahan dalam kebaikan, sebab kita ini manusia. Manusia tempatnya lemah, manusia tempatnya kekurangan, kecil, tidak ada yang bisa disombongkan sedikitpun. Bahkan, untuk mempunyai niat dan kekuatan untuk melakukan apapun saja kita butuh bantuan Alloh. 


Semoga hari hari setelah Ramadhan pergi, raga kita masih dimampukan Allah dalam melaksanakan ketaatan. Hati kita masih diberikan kelembutan dalam menerima nasehat kebaikan, dan tetap dalam iman Islam. Aamiin


Semoga Allah masih memberikan kita umur sampai pada Ramadhan berikutnya dengan ketakwaan yang bertambah, serta masih diberikan kesempatan bersilaturahim dengan keluarga, saudara dan sahabat. Aamiin


Sekian tulisanku bertema Ramadhan kali ini. Jujurly, tulisan ini kubuat pas Ramadhan, niatnya diposting pas Ramadhan juga. Tapi ternyata mendampingi anak-anak yang puasa, dan ada yang baru tahun ini belajar puasa, ditambah ada bayi, lumayan repot juga ya dear, hihihi. 

Tapi Alhamdulillah, akhirnya bisa jadi juga :)


Taqabalallahu Minna Wa Minkum ya temans, maaf lahir batin ya semua...




Related Posts

Posting Komentar