headerblog

Mencari Keberkahan Dalam Pernikahan

Mencari Keberkahan Pernikahan

Mereview kajian di buku itu hal biasa ya, tapi mereview'nya di blog, hmmm...ini adalah kali pertama'ku. 

Fyi, kajian ini sebetulnya bukan kajian yang baru saja kudengar, melainkan sudah kurang lebih 4 tahun yang lalu. Namun, mengapa aku memilih me'review kajian ini? karena selain menorehkan kenangan tersendiri untukku, juga pas bingiiit dengan pemberitaan yang sedang ramai-ramai'nya di sosial media. Sayangnya, berita ini bukan berita yang cukup baik dan membahagiakan ya dear, namun berita duka yang sejatinya mengetuk pintu hati kita untuk lebih banyak belajar dan mengambil hikmah. 

Yupps, berita tentang kasus KDRT. Tau siapa ya my dears? Ta perlu diriku membahas panjang lebar, hihi...tapi aku mengajak semua pembaca untuk kembali merenungkan tentang sebuah pernikahan. 


Awal Mula Mendatangi Kajian Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah


Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah adalah seorang konsultan keluarga muslim. Pendiri Yayasan Griya Keluarga Sakinah, sebuah lembaga pelayanan konsultasi, mediasi dan edukasi keluarga yang berkantor di Jl. Semenromo 38 Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo.

Pertama kali mendatangi kajian beliau adalah ketika suami mendapat share undangan kajian dari teman. Kemudian, mengajakku untuk mendatangi kajian tersebut. Aku sangat antusias, karena tema kajian kala itu adalah tentang suami istri. Tema yang memang sangat sangat aku butuhkan untuk menjadi bekalku mengarungi rumahtangga yang bukan sekedar rumahtangga biasa. 

Maksudnya? Ya, banyak rumahtangga yang terkesan baik-baik saja, namun ternyata banyak yang tersembunyi di balik "baik-baik saja'nya" tersebut. Dan, aku, yang pernah gagal pada pernikahan pertamaku, jelas sangat butuh ilmu lebih tentang bagaimana rumahtangga yang baik yang sesuai dengan tuntunan agamaku. 

Kesan pertama yang aku dapat ketika mengikuti kajian beliau adalah, nangis sepanjang kajian. Lho… cengeng…

Rasanya, koq kaya menusuk nusuk setiap kalimat yang isinya nasehat semua itu. 

Karena aku begitu menyadari betapa perjalanan panjang ini tidak bisa dijalani dengan santai-santai saja tanpa tujuan yang jelas. Istilahnya, mau dibawa kemana hubungan kitaa…. Eh eh eh, jangan sambil berdendang lho yaa… :)

Ada sebuah penggalan nasehat dari Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di telinga. 

Kalau rumahtangga tidak dilandasi dengan pondasi agama yang kuat, lalu bagaimana paham kalau tujuannya itu Syurga? Maka, bersyukurlah jika kita dikaruniai suami/ istri yang mau belajar bareng-bareng. Jangan mendefinisikan bahagia ketika punya banyak materi, bisa jalan-jalan kemana-mana, tapi tidak pernah ada pembahasan agama antar pasangan. Jangan sampai, membahas agama antar pasangan suami istri justru menjadi hal yang tabu, atau bahkan takut untuk dibicarakan. Bisa jadi pernikahan ini tidak berkah. 

Sejak saat itu, mulai mensyukuri nikmat dititipi pasangan yang mau diajak kajian, mau belajar, mau sabar mendampingi, huhuhu, meweeek deh…

Sejak saat itulah, setiap ada jadwal kajian Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah, selalu mengusahakan untuk datang. Iya, sebab aku dan suami merasa, kami sangat membutuhkan ilmunya.

Namun, Qadarullah pertengahan tahun 2021, tepatnya bulan Juli di hari Jumat, mendengar kabar duka, Allah memanggil Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah. Semoga Allah lapangkan kuburnya. Aamiin.

Merasa kehilangan, karena sudah tidak dapat lagi mendatangi kajian beliau. Namun, Alhamdulilah ada beberapa kajian via youtube yang pernah beberapa kali aku dengarkan pas butuh banget ilmu tentang per'rumahtangga'an.


Review Kajian Ustadz Tri Asmoro, Rahimahullah 



Kajian yang kurang lebih 4 tahun lalu diunggah di yutub ini, menjadi catatan permanen untukku dalam mengarungi bahtera rumahtangga ini.


Apa yang Sebenarnya Dicari Dari Pernikahan?


Mengibaratkan Pernikahan bak Pendakian Bukit


Membangun keluarga itu diibaratkan seperti mendaki bukit yang terjal. Maka, selain membutuhkan kesiapan mental, pun juga kesiapan fisik, sebab seringnya bukit yang terjal itu jarak tempuhnya jauh.

Namun, ketika kita mampu melewatinya, bahkan hingga keatas bukit, maka jelas kepuasan yang kita dapat. Selain karena mampu melihat view yang indah dari atas bukit, pun terkadang dapat menemui tanaman-tanaman yang indah & unik yang mungkin tidak didapati di lingkungan sekitar. 

Begitulah ibarat pernikahan, berat, kita akan menghabiskan umur bersama orang yang sama, yang lama-lama akan menua, akan lebih banyak permintaannya. Maka, siapkan banyak-banyak kata maaf untuk pasangan. 

Perlakukanlah pasangan kita dengan baik, bahkan ketika dalam kondisi marah sekalipun.

Disini Ustadz Tri Asmoro Rahimahullah menjelaskan bahwa banyak kemungkinan-kemungkinan yang kita dapati dalam menjalani hari-hari bersama pasangan. Beliau mengibaratkan lagi tentang pendakian bukit yang ternyata yang didapati adalah daging unta yang kurus. Bagaimana kira-kira nih dear? Kecewa ya pastinya, sudah lelah melalui perjalanan panjang, namun yang didapati tidak sesuai keinginan. 

Begitu pun dengan pernikahan, banyak orang yang menikah dengan melalui berbagai konsekwensi, semisal melawan orang tua, kehilangan pekerjaan, berpindah agama, dll. Namun, kenyataannya, di tengah perjalanan tidak sedikit yang mengalami kekecewaan. Duh, berasa disentil banget ini dengan pengalamanku terdahulu...huhuhu. 

Maka, Ustadz Tri Asmoro Rahimahullah kembali menyampaikan, bahwa…

Jika kita mengibaratkan pernikahan ibarat bukit yang terjal dan tinggi tadi, sudah seharusnya kompensasi yang kita dapatkan ya sepadan.

Dari logika bukit tadi, ada pemandangan yang indah, nah dalam pernikahan terdapat sakinah, mawaddah, warahmah.


Tujuan Pernikahan


Pernikahan yang jelas tujuannya adalah menuju Syurga bersama, yang dicari dalam perjalanannya adalah Keberkahan.

Itulah mengapa Rasulullah mengajarkan doa untuk pengantin baru, 

Barakallahu laka, wa baraka 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khairin wa 'afiyah. 

Artinya: "Semoga Allah SWT memberi berkah untukmu. Semoga Allah menurunkan kebahagiaan atasmu".


Arti dari Doa Pernikahan 


Memperhatikan doa tersebut diatas, ada 2 berkah yang disebut (lam ➡️ ل dan ala ➡️ ال)

ل ➡️ untuk hal-hal yang sifatnya menyenangkan

Disini seperti permisalan, pernikahan yang sesuai harapan

ال ➡️ untuk hal-hal yang tidak disukai

Seperti halnya, pernikahan yang ternyata tidak sesuai ekspektasi


Luar biasanya doa tersebut, oleh sebab itu jangan sampai kita mengganti doa untuk pengantin dengan doa yang lain, yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Sebab, tidak ada doa terbaik selain yang diajarkan Rasulullah.


Ciri-ciri Pernikahan Berkah


Sakinah, Mawwadah, Warahmah

⬇️

Yang dimaksud disini adalah tenang, tentram, damai.

Tenang bukan berarti banyaknya materi, sebab belum tentu yang berkelimpahan materi itu hidupnya tenang. Namun bisa jadi hidupnya pas-pas'an tetapi tidak punya hutang.

Sakinah yang dimaksud juga bukan bersifat temporary. 

Semisal, jika diberi rejeki berlebih, maka tenang, namun ketika diberi kekurangan, maka terjadi percekcokan

Bisa juga, dikala salah satu diuji sakit, lalu salah satunya enggan merawat, maka terjadi keributan

Maka, yang disebut Sakinah Mawaddah Warahmah disini adalah hadirnya perasaan tenang atas semua situasi dan kondisi yang nanti akan muncul dan itu pasti.


Kisah Umar bin Abdul Aziz


Umar bin Abdul Aziz pernah menangis karena anaknya menangis, karena tidak memiliki baju ketika hari raya. Kemudian beliau berinisiatif untuk mendatangi Baitul Maal dengan niatan akan mengambil gaji bulan depannya untuk membelikan baju baru anaknya. 

Beliau mendatangi petugas Baitul Maal dan menyampaikan maksud kedatangannya serta menceritakan sejujurnya kepada petugas. Lalu, petugas pun berkata, "Baiklah, tapi ada 1 syarat, dan syarat tersebut adalah, apakah engkau bisa menjamin masih bisa hidup sampai bulan depan?"

Kemudian, Umar bin Abdul Aziz pun terdiam dan mengurungkan niat tersebut, kemudian pulang dan memberikan pengertian kepada anaknya bahwa tidaklah wajib mengenakan baju baru ketika hari raya, dan mengajarkan ikhlas dan ridho dengan ketetapan Allah.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah, hiduplah apa adanya, jangan diada-adakan. Sebab, banyak laki-laki yang korupsi hanya untuk bisa memenuhi keinginan istrinya atau mungkin anaknya yang sebetulnya, ia belum mampu memenuhinya.


Pernikahan Barokah Tertuang pada Al Qur'an


Satu-satunya ayat yang menerangkan tentang ciri keluarga yang barokah itu adalah sakinah, mawaddah, warahmah, terdapat pada 

Surah Ar rum: 21


وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٢١

Artinya: "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."


Di dalam Surah tersebut, tidak ada syarat yang rumit, seperti misalnya laki-laki kaya harus bersama wanita kaya, atau laki-laki ganteng harus bersama wanita cantik. Dengan begitu maka akan tercipta Sakinah Mawaddah Warahmah, bukan seperti itu…

Artinya semua bisa dan berhak memanen buah yang namanya sakinah mawaddah warahmah dari pohon yang bernama pernikahan. Jadi yang memberikan keberkahan, sakinah mawaddah warahmah itu Allah.

Lalu mengapa ada pasangan muslim & muslimah yang tidak mendapatkannya? Jawabannya adalah karena salah memilih pasangan.


Jangan Salah Memilih Pasangan


Ustadz Tri Asmoro Rahimahullah menyampaikan bahwa, di dalam Syariat Islam, bahkan terdapat pembahasan khusus mengenai hal tersebut. Berhasil dan gagalnya pernikahan dimulai dari siapa yang anda pilih.

Inilah mengapa, Islam melalui Nabi kita, Nabi Muhammad Shalallahu 'alayhi wasallam datang membawa informasi-informasi yang tegas. Pilihlah yang akhlak dan agamanya baik. Mengapa? Sebab pernikahan ini perjalanannya panjang, dan tujuannya adalah bersama menuju Syurga. 

Mana perintahnya? 

QS. At-Tahrim Ayat 6


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ


Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."


Dan semua dimulai dari diri sendiri. Bagaimana bisa memberitahukan kepada keluarganya sementara tidak paham ilmunya?

Maka, yang dapat menyampaikan kepada keluarganya bahwa ada perintah yang dapat menghantarkan kita ke Syurga dan ada larangan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam neraka, adalah ilmu agama.

Memilih suami itu adalah memilih jalan menuju Syurga. Suami harus pandai memberi keputusan dan men'delivery'kan keputusan tersebut kepada istri dengan baik. Maka pilihlah laki-laki yang baik akhlaknya, yang dapat menyampaikan apapun dengan kebaikan.

Inilah pentingnya memilih pasangan karena akhlak dan agamanya. Jika sudah terlanjur salah memilih bagaimana? Maka benahilah, dan yang sudah tepat, bersyukurlah serta jangan lelah meminta pertolongan Allah dalam mengarungi perjalanan cinta yang panjang dan indah ini. 


Demikian review kajian dari Ustadz Tri Asmoro Rahimahullah tentang Apa Yang Sebenarnya Dicari dari Pernikahan. Semoga, ada hikmah yang dapat dipetik, dan semoga yang sudah menikah, Allah jaga pernikahannya menjadi pernikahan yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Dan yang belum bertemu dengan jodohnya, Allah pertemukan dengan jodoh terbaiknya. Aamiin.

Barakallahu fiikum











Related Posts

Posting Komentar