Thek thek thek thek….kira-kira begitu bunyinya ya buibu. Hari-hari kita diperdengarkan dengan suara lato-lato, mainan anak yang sebenarnya sudah tren sejak jaman kecilku. Namun, bagaimana ceritanya ya, kini ia kembali menjamur menjadi mainan yang digemari anak-anak.
Mari mengenal si lato-lato terlebih dahulu sebelum membicarakannya lebih jauh…
Apa itu Lato-lato dan Darimana Asalnya?
Lato-lato secara teknis dapat dipandang sebagai gerak berlawanan dari dua buah pendulum pejal berbentuk bola padat yang saling terhubung dan berayun membentuk lintasan setengah lingkaran penuh.
Fyi, asal muasal lato-lato adalah dari Amerika dan pernah tren di tahun 1970-an. Di benua Amerika, lato-lato mempunyai banyak nama lho dear, diantaranya click-clacks, knockers, ker-bangers, atau yang paling populer clackers. Kemudian, pada tahun 1970-an, permainan ini sempat dilarang oleh pejabat setempat, karena bahan yang digunakan lato-lato terbuat dari kaca. Sehingga ketika berbenturan rawan terjadi pecah dan bisa mengenai tubuh seseorang.
Pada tahun 1966 Food and Drug Administration mengeluarkan peringatan untuk clackers. Lembaga tersebut melakukan pengujian laboratorium untuk mengetahui kecepatan gerakan dan potensi pecahannya. Dan, hasilnya, mainan tersebut dilarang karena mengandung bahan radioaktif dan mudah terbakar.
Namun mainan yang viral di media sosial ini merambah ke Indonesia pada tahun 1990-an. Tetapi bahan yang digunakan bukanlah terbuat dari kaca, melainkan dari plastik sehingga lebih ringan dan aman ketika dimainkan.
Lato-lato Masuk ke Indonesia
Di Indonesia, lato-lato mulai tenar kembali di penghujung tahun 2022 hingga masuk awal tahun 2023. Mainan ini juga tergolong terjangkau harganya, mulai dari Rp 8.000 hingga Rp12.000, tergantung dari kualitas yang dijual di masing-masing daerah. Kata lato-lato berasal dari bahasa Bugis, dan di tiap daerah mempunyai sebutan yang berbeda. Di Makasar mainan ini disebut dengan katto-katto, sedangkan di Pulau Jawa masyarakat menyebutnya ethek-ethek.
Masih ingat dulu waktu kecil ada beberapa temen main lato-lato, tapi aku ngga tertarik untuk mencobanya. Masa kecilku, lebih tertarik dengan mainan bongkar pasang. Wah, asyik banget kalau udah punya itu, bisa lupa waktu. Jadi ketauan, aku anak tahun berapa, hihi.
Nah, di jaman now, rasanya kangen ya masa-masa dimana anak-anak kecil itu bermain di luar rumah dengan segala jenis permainannya. But, fenomena yang kita lihat sekarang, anak-anak asyik dengan gadgetnya. Kehadiran lato-lato sendiri menjadi angin segar untuk para ibu. Jelas ya, anak-anak menjadi teralihkan dari gadget ke lato-lato.
Ngomongin soal permainan masa kecil, mari kembali ke mesin waktu alias memori di tahun 90an. Siapa yang masih inget ada mainan apa aja?
Lato-lato, Mengingatkan Kembali Mainan Anak-anak Tahun 90an
Tahun 90an, tahun dimana dunia anak itu masih terasa amat sangaat luas, loh loh, memang sekarang sempit? Kan dunianya masih sama? :D
Siapa nih generasi 90an yang udah kuangen sama mainan jadul. Yuk mari kita flashback sejenak.
Mainan Anak Tahun 90an
1. Dakon
Permainan ini cenderung lebih sering dimainkan oleh anak perempuan. Cara bermainnya adalah mengisi lubang dengan jumlah masing-masing 7pcs, kemudian mengisi setiap lubang yang dilewati sampai isian habis. Part paling gemes adalah kalau kita nembak banyak. Nembak banyak itu biasanya ketika kita berhenti pada 1 lubang (milik kita) dan lubang lawan masih terdapat isian banyak, lalu isian banyak itu masuk ke dalam gentong kita. Istilah gentong ini adalah lubang diujung yang salah 1 adalah milik kita, dan salah 1 milik lawan.
2. Bongkar Pasang
Permainan ini juga dimainkan oleh anak perempuan. Kertas bergambar dengan karakter manusia dengan berbagai pakaian, terkadang ada bonus kasur, meja kursi, dan lain-lain. Biasanya kalau beli, kita harus mengguntingnya terlebih dahulu, untuk mendapat potongan-potongannya.
3. Gamebot
Mainan ini bisa digunakan untuk anak laki-laki maupun perempuan, bahkan ta jarang orang dewasa pun masih suka menggunakannya. Termasuk mainan yang canggih juga pada jamannya. Kalau sekarang kita menyebutnya game tetris ya dear.
4. Yoyo
Yoyo ini adalah permainan untuk anak laki-laki. Tapi ta jarang juga, anak perempuan bisa memainkannya. Butuh skill tersendiri nih mainan yang satu ini, karena sampe saat ini, aku masih angkat bendera putih untuk memainkan permainan yoyo ini, hahaha.
5. Tazos
Duh duh, dulu ngga paham banget ini mainnya gimana, justru aku menggunakannya untuk koleksi saja. Bahkan terkadang kupotongi sesuai karakternya, kemudian ditempel peniti dan kujadikan bros, hihi. Ada-ada aja ya…
6. Kertas Binder
Binder ini sampai saat ini masih banyak yang suka ya, ibarat kata tidak tertelan jama. Namun, memang dulu pernah viral pada masanya, jadi mengoleksi kertas binder dengan berbagai gambar itu pernah menjadi tren tersendiri.
7. Tamagotchi
Wah, yang ini termasuk dalam kategori permainan mahal pada jamannya ya dear.
Mengurus hewan piaraan secara virtual, dikala teknologi belum secanggih jaman now. Jelas saja, ini sangat menarik untuk anak-anak. Tapi, pas itu aku ngga diijinin punya beginian, huhuhu.
8. Balon Tiup
Membuat gelembung sendiri dengan meniup bahan gelembung menggunakan sedotan kecil, adalah salah satu permainan yang mengasyikkan pada masanya. Apalagi yang paling menonjol dari permainan ini adalah meletuskan gelembung yang sudah kita tiup ke muka kita atau teman. Hmm, entah siapa yang memiliki ide ini awalnya, haha.
9. Lilin Mainan
Kalau jaman now'nya ada playdoh, fundoh, dan lain-lain yang lebih aman dan ramah untuk anak-anak. Namun, lilin mainan ini juga ta usang digerus jaman, karena masih banyak yang menjualnya. Bermain membuat bentuk sesuka hati, serta dapat memunculkan kreatifitas adalah salah satu kelebihan dari permainan ini. Warnanya yang menarik juga membuat anak-anak semakin tertarik.
10. Bola Bekel
Cenderung dimainkan anak perempuan ya dear, tp anak laki-laki banyak juga yang jago main bola bekel ini. Selain melatih ketangkasan antara melempar bola dan menangkapnya kembali, butuh ketelitian juga. Karena kita hanya butuh waktu saat bola naik keatas untuk mengambil beberapa biji anak bekel tersebut.
Nah, selain ke 10 diatas, masih ada beberapa mainan jadul yang digemari anak-anak tahun 90an.
Yang jelas, jaman itu sama sekali tidak mengenal gadget, hampir semua anak-anak keluar rumah untuk bermain bersama teman-temannya dengan beberapa permainan seperti diatas. Atau bisa juga, dengan permainan tradisional seperti masak-masakan, petak umpet, betengan, dan masih banyak lagi.
Wah wah wah, seru banget kalau memori kita berlari pada tahun-tahun tersebut. Tahun dimana berkumpulnya anak-anak adalah benar-benar momentum untuk berkumpul dan bermain, bukan berkumpul namun masing-masing sibuk dengan gadgetnya masing-masing.
Dari cerita viralnya lato-lato ini, sisi baik yang bisa kita ambil adalah kembalinya anak-anak keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya.
Bisa terlihat jelas ya perbedaan bermain dengan gadget dan bermain permainan tradisional. Dalam permainan di dunia maya, kita cenderung bermain individu dan tidak terlatih kemampuan berkomunikasi secara langsung. Bahkan menjadi cenderung malas keluar rumah dan langsung terpaku pada gadget.
Namun, dalam permainan modern kita dituntut untuk belajar menggunakan strategi dan teknik yang baik.
Semoga saja, media sosial sekarang ini dapat kembali membantu memviralkan hal-hal baik, salah satunya seperti kembali memviralkan mainan jadul, lato-lato sehingga dapat membantu anak-anak melalaikan gadget mereka.
Meskipun, ta sedikit pula berita-berita negatif yang juga mulai berkembang di masyarakat.
Yang perlu digarisbawahi hanyalah, sebagai orang tua, kita perlu memberikan pengertian kepada anak-anak supaya dapat menggunakan lato-lato sesuai fungsinya. Selain itu, jangan lupa juga mengecek kondisi lato-lato sebelum dipakai anak-anak untuk bermain bersama teman-temannya diluar rumah. Khawatir bola tidak terikat kuat dengan tali, sehingga dapat membahayakan anak-anak yang lain.
Demikian sedikit ulasan tentang lato-lato, mainan anak jadul yang kembali viral. Semoga kita dapat terus mengedukasi kebaikan kepada anak-anak dan juga masyarakat demi terciptanya generasi penerus yang baik. Aamiin
Posting Komentar
Posting Komentar