headerblog

Tips Membuka Warung Angkringan

Posting Komentar

Tips Membuka Warung Angkringan

Kalau mendengar kata angkringan, yang terlintas dalam benak adalah, nasi kucing, wedang jahe, gorengan, apalagi dear? 

Memang menu andalan yang biasanya ada di angkringan ya ketiga jenis tadi, walaupun tidak menutup kemungkinan, masih banyak lagi jenis makanan yang disajikan. 

Angkringan ini menjadi salah satu tempat nongkrong favorit untuk semua generasi. Walaupun menjamurnya coffee shop, namun, angkringan tetap masih bisa mencuri hati para penikmatnya. 


Mengapa Disebut Angkringan?


Angkringan (berasal dari bahasa Jawa angkring ꦲꦁꦏꦿꦁ yang berarti alat dan tempat jualan makanan keliling yang pikulannya berbentuk melengkung ke atas) adalah sebuah gerobak dorong untuk menjual berbagai macam makanan dan minuman di pinggir jalan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Di Solo maupun Klaten angkringan dikenal sebagai warung HIK (Hidangan Istimewa Kampung, kadang juga disebut Hidangan Istimewa Klaten) atau wedangan. 

Biasanya, gerobak tersebut hanya ditutup dengan terpal, itulah ciri khas dari angkringan. 


Angkringan, Menjadi Tempat Nongkrong Favorit


Sampai saat ini, masih buanyak angkringan yang masih bertahan, dan bahkan masih ramai diantara tumbuh dan menjamurnya tempat nongki baru yang lebih estetik. Mengapa? Ya, seperti yang kusebut diatas tadi, bahwa angkringan itu bisa untuk semua generasi, apalagi yang menyediakan tikar untuk lesehan, wah justru biasanya pengunjungnya banyak keluarga kecil gitu. 

Seperti aku, yang sampai saat ini tetiba suka kepingin beli nasi ala angkringan atau lebih populer dengan sebutan nasi kucing. Padahal ya menunya bukan menu spesial, tapi entah mengapa, menurutku, nasi kucing itu ngangenin. 


Biasanya cuma beli nasi dan es teh, sambil melihat sikon. Kalau rame, ya dibungkus, kalau sepi ya sekalian nongki sama suami. Waah, moment seperti ini tuh rasanya mahaal banget, hehehe. Bisa nongkrong berdua dengan suami, ngobrol dan membahas banyak hal. Tanpa perlu merogoh kocek banyak, alias terjangkau. 

Nah, harga yang terjangkau ditambah banyaknya pilihan makanan & minuman, juga menjadi alasan masih banyaknya pengunjung warung angkringan. 


Pengalaman Membuka Warung Angkringan


Pada tahun 2015'an kalau tidak salah. Aku dan suami pernah memiliki pengalaman membuka warung angkringan. Waktu itu, suami baru saja resign dari bekerja, dan kami mencoba membuka usaha ini.

Memilih spot dekat dengan masjid dan berada di sebelah bengkel, menjadi pilihan suami dengan pertimbangan, mencari tempat yang ramai. 

Nasi bungkus dengan menu nasi rica ayam, telur kering bakmi, cumi, usus, dan lain-lain dimasak oleh ibu mertuaku. Aneka gorengan juga dimasak oleh beliau. Kemudian, aku yang mengambil alih sate, yaitu sate telur, dan sate ati. Jadi, suami hanya mempersiapkan aneka minuman bungkusan dan menu jahe rempah. 


Nah, untuk aneka jajanan, awalnya kami sudah kebingungan, apakah hanya ada menu sate dan juga gorengan saja? Ternyata, setelah kami buka, beberapa pemasok tiba-tiba datang dan menitipkan aneka jajanan, dengan akad kami membayar yang laku saja. 

Alhamdulillah, warung jadi nampak penuh, dan membuat pengunjung juga menjadi banyak pilihan. 


Kala itu, aku sedang hamil trimester kedua, dengan kehamilan plasenta previa, yang juga aku abadikan dalam salah satu artikel di blog'ku, dengan judul Kehamilan Dengan Plasenta Previa.


Aku yang diminta harus bedrest, tetep ngeyel untuk bantuin suami jualan. Ya, karena selain ngga betah untuk bedrest, menemani suami jualan menjadi healingku saat itu, hihihi. 


Qadarullah, warung kami tidak bertahan lama, karena suami mendapatkan tawaran pekerjaan yang rasanya sayang jika tidak diterima.


Walaupun, sebenarnya warung mulai banyak diminati, dan ada beberapa pelanggan tetap yang sudah jatuh cinta dengan menu nasi'nya. Namun, karena ada beberapa pertimbangan, akhirnya suami memutuskan untuk memilih menerima tawaran pekerjaan.


Tips Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Membuka Warung Angkringan


Walaupun warung angkringan kami tidak berdiri kokoh, namun setidaknya ada beberapa tips yang bisa aku bagikan untuk sobat galery, yang semoga bisa bermanfaat. 


Memilih Tempat yang Tepat


Tempat menjadi salah satu alasan utama yang bisa menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Walaupun pinggir jalan adalah biasanya menjadi pilihan, namun tidak semua tempat di pinggir jalan bisa menjadi pilihan tepat. 


Seperti misalnya di jalur cepat, biasanya orang akan melajukan kendaraannya dengan cepat, dan jarang sekali lirik kanan kiri. Berbeda jika berada di jalur lambat, biasanya pengendara lebih menikmati perjalanan, dan ada kemungkinan menengok kanan kiri. 


Menyajikan Makanan yang Berkualitas


Menu makanan juga pasti akan mempengaruhi daya beli pengunjung. Meskipun disebut nasi kucing karena bungkusnya yang memang bisa dibilang mini. Tapi, jika kualitas rasa diperhatikan, InsyaAllah tidak mengecewakan pengunjung, bahkan bisa membuat pengunjung kembali. 


Bukan hanya soal makanan saja, minuman juga tidak bisa disepelekan soal rasanya. Walaupun sekedar teh, kopi, atau minuman kemasan, tapi untuk rasa manis, dingin, dan lain-lain juga harus diperhatikan. Karena pernah ngga sih, makan di warung tapi minumnya rasanya ala kadar :D. 


Memperhatikan Peralatan yang Dibutuhkan


Belajar dari pengalaman, kompor yang digunakan apinya terlalu kecil. Jadi, memperlambat proses memasak dan lain-lain. Jadi, kala itu kami membuka menu mie instant, sangat berpengaruh sekali ketika memasak mie instant yang biasanya hanya butuh waktu kurang lebih 5-10 menit, bisa lebih karena kompor yang apinya terlalu kecil.


Alhasil, pengunjung pun menjadi menunggu lama, dan dapat menambah antrian. 

Jadi, memang kondisi peralatan harus benar-benar diperhatikan supaya dapat menunjang proses berjualan.


Menyiapkan Modal yang Cukup Bahkan Lebih


Kembali dengan pengalamanku kemarin, bahwa modal untuk membuka usaha itu setidaknya memang harus benar-benar diperhitungkan dengan matang. Karena, kalau kata orang jawa, istilah orang yang sedang membuka usaha baru itu babat alas. Atau bisa dibilang, masih mencari pengunjung dan pelanggan. Jadi, tidak menutup kemungkinan, masih mengalami sepi pengunjung pada awal-awal. 


Nah, untuk modal yang ngepres, memang tidak disarankan. Ini lebih kepada semua usaha, bukan hanya angkringan ya dear. Karena, pos-pos uang memang harus jelas, sehingga dapat mengetahui berapa omset, berapa pengeluaran. Sangat tidak disarankan untuk mencampur adukkan uang jualan dan kebutuhan sehari-hari, karena kalau tidak pandai mengatur perputaran uang'nya, akan berakibat kurang baik alias bisa menambah hutang untuk modal kembali. 


Belajar Ilmu Jual Beli/ Berdagang Sesuai Tuntunan Agama


Ketika sudah berbekal ilmu yang sesuai tuntunan, InsyaAllah langkah-langkahnya juga akan lebih teratur, sehingga meminimalis sikap yang kurang pas. Alangkah baiknya memang begini, sehingga kita paham mana yang disarankan, dan mana yang dilarang.

Semoga, untuk semua wirausaha Allah berikan kemudahan untuk membuka atau mengembangkan usahanya. Allah berikan pula keberkahan dalam usahanya. Aamiin.


Sekian tulisanku, semoga bermanfaat…


Referensi :


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angkringan



Related Posts

Posting Komentar