headerblog

Tragedi Kanjuruhan, Banyak Hikmah yang Bisa Dipetik


Tentang Tragedi Kanjuruhan


Hari Ahad pagiku kali ini dikagetkan dengan ramainya berita di sosial media tentang musibah yang menimpa dunia perolahragaan Indonesia. Beranda utama Instagram diawali dengan sebuah judul bertuliskan "127 orang meninggal dunia pada pertandingan Persebaya VS Arema. 

Tegukan es teh yang hampir saja masuk ke tenggorokan seakan terhenti sejenak. Astaghfirullah, Innalillahi wa inna ilayhi rooji'un. 

Kata pertama yang terucap disertai detakan jantung yang iramanya lebih cepat dari biasanya. Kaget, sedih, berduka, apalagi? Jelas, tidak lagi tergambar bagaimana rasanya....

Bukan jumlah yang sedikit, lalu bagaimana perasaan orang-orang yang menunggu mereka di rumah?

Melihat foto, video yang mulai lalu lalang di laman sosial media, menambah mata ini semakin terbelalak menyaksikan tragedi menyakitkan ini. Tragedi meninggal berjamaah penonton pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, yang pasti sudah menjadi trending topic dimana-mana saat ini. Ya, mereka menyebutnya TRAGEDI KANJURUHAN.


Tentang Kematian Datang Tiba-Tiba

Pelajaran pertama yang mendobrak hati adalah tentang kematian.

Kematian adalah sebuah kepastian, tujuan pasti yang jelas tidak bisa kita hindari, sebab memang tidak ada yang abadi di dunia ini, dan akhir dari kehidupan ini adalah kematian. Sering mendengar, bahkan melihat sendiri banyak kematian yang datang secara tiba-tiba, namun terkadang ta lantas mengetuk pintu hati ini untuk segera mempersiapkan bekalnya. 

Sering merasa yakin bahwa masih ada hari esok, iyaa...padahal belum tentu masih ada rezeki untuk hari esok tersebut. 

Banyak yang bangun dan mengawali hari dengan sehat, namun ternyata, sore hari adalah ajalnya. Ya Allah, semoga hati ini senantiasa dimudahkan dalam mempersiapkan bekal menuju tujuan akhir hidup ini. Aamiin.


Tentang Empati 

Membaca tulisan salah satu jurnalis yang meliput kejadian malam itu. 

Salah seorang jurnalis dengan nama Bagus Putra Pamungkas, mencuitkan tweetnya, bahwa ia bahkan kehilangan semangat menulis sebab melihat secara langsung seorang ibu yang berteriak mencari anaknya yang balita yang mungkin lepas dan terpisah dari genggamannya.

Tentang Tragedi Kanjuruhan

Ia membayangkan bagaimana perasaan ibu yang kehilangan anaknya, kakak yang kehilangan adiknya, atau sahabat yang saling kehilangan satu sama lain, yang bahkan berangkat bersama, bisa pulang dengan keadaan yang berbeda. 

Seketika, ada beberapa anak yang menyandang predikat sebagai yatim dan bahkan yatim piatu.

Tentang Tragedi Kunjuruhan


Duka dan luka ini dirasakan pula oleh beberapa Club Sepak Bola yang lain, salah satunya di Semarang. Mereka mengadakan doa bersama seisi stadion sebagai bentuk ikut berbela sungkawa.

Tentang Tragedi Kanjuruhan

Bukan hanya di dalam negeri saja, pun bahkan dirasakan oleh Club sepak bola yang lain, bahkan hingga ke luar negeri. Semua berduka, semua merasakan sakit….

Tentang Tragedi Kunjuruhan


Tragedi Kunjuruhan, Banyak Hikmah yang Bisa Dipetik

Jelas tidak ada bayangan kematian dalam benak para supporter yang dengan semangat datang hendak menyaksikan idola mereka berlaga di Stadion. Pun dengan orang-orang yang mereka tinggalkan di rumah. 

Berangkat dengan bahagia, bahkan ada pula yang serta merta mengajak istri dan buah hatinya. Namun siapa yang menyangka, bahwa itu adalah hari terakhirnya di dunia, bertemu dengan orang-orang terkasihnya. 


Beberapa Hikmah yang Bisa Dipetik, antara lain :


Menahan Emosi

Banyak sekali kabar berita yang meliput kejadian ini, ta luput pula terdapat 2 sisi pendapat. Memang alangkah sebaiknya untuk tidak menyudutkan siapapun, sebab setiap peristiwa pasti ada sebab musababnya. Disini semoga kita semua dapat menggarisbawahi perihal emosi. Karena emosi hanya akan berakibat merugikan banyak pihak. 

Tragedi Kanjuruhan ini banyak sekali yang berduka, terutama para ibu-ibu yang kehilangan anaknya. Jangan sampai sepak bola, olahraga yang seharusnya dicintai menjadi dibenci hanya karena ulah oknum. 

Semoga tetap jaya Sepak Bola Indonesia. Aamiin


Mencintai Orang-orang di Sekitar Kita

Kita tidak tahu kapan akan kehilangan suami, istri, anak, sahabat, atau siapapun orang-orang yang kita cintai. Persis, seperti kejadian Tragedi Kanjuruhan ini, tidak ada yang menyangka melihat orang-orang yang mereka sayangi meninggalkan mereka secepat ini, bahkan di hadapan mereka. 

Maka, ini menjadi pukulan telak bahwa sudah seharusnya kita memperbaiki semua amalan dan muhasabah yang InsyaAllah dapat memperbaiki sikap kita terhadap siapapun. Karena seperti yang tertulis diatas, kita tidak tahu kapan akan meninggalkan dan ditinggalkan.


Sekian tulisan tentang Tragedi Kanjuruhan, semoga ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. 

Mari mendoakan kebaikan untuk negeri ini...









Related Posts

Posting Komentar