headerblog

Review Podcast

Review Podcast


Podcast, podcast, podcast…

Saat ini para artis ataupun influencer berbondong-bondong menampilkan podcast pada channel youtube mereka. Hmm, memang sih, setelah sering trendingnya podcast sang menthalist yang bisa dibilang sudah beralih profesi menjadi seorang youtuber, siapa lagi kalau bukan Deddy Corbuzier. Sejak saat itu podcast para artis bertebaran dimana-mana.


Podcast Artis yang Digandrungi Netizen

Deddy Corbuzier bisa dibilang yang menjadi trendsetter. Mengawali podcast yang tidak biasa, why? Sebab, tamu yang diundang berasal dari semua kalangan, bahkan beliau bisa mendatangkan orang-orang penting dan juga petinggi negara. Ada pula artis kontroversial dengan pembahasan yang juga menuai pro dan kontra. Close The Door, berhasil menarik simpati netizen, dengan jumlah penonton rata-rata diatas 1 juta.

Setelahnya ada juga podcast sang pebasket, Densu, atau Denny Sumargo. Podcast Densu ini juga termasuk yang dicari-cari oleh netizen. Mungkin karna ia kerap pula mengundang bintang tamu dari kalangan orang biasa (bukan artis), yang sedang viral karena unggahan kontennya yang mengundang reaksi netizen. 


Melihat Salah Satu Podcast Denny Sumargo

Aku bukan tipe orang yang betah mantengin podcast, apalagi podcast para artis, hehehe. Namun, karena ada salah satu postingan yang beberapa kali sliweran di salah satu akun sosmedku. Akhirnya timbul rasa penasaran tentang kisah 2 orang yang masing-masing saling membela diri terkait batalnya pernikahan karena mahar. Hayoo, sobat galery sudah ada yang tau belum tentang postingan viral ini? 

Yups, kisah Yessy dan Ryan yang postingannya di tiktok mencapai 20 juta views. Berawal dari yessy, sang calon pengantin wanita, yang mengunggah video tentang batalnya pernikahannya dan sang pengantin pria justru duduk di pelaminan bersama wanita lain. 

Merasa tidak terima, sang pengantin pria pun kembali membalas postingan tersebut dengan kembali membuat postingan tentang syarat mahar yang diberikan sang calon istri terlalu berlebihan, yaitu sertifikat rumah.

Hmmm, menggelitik hatiku untuk ingin tahu bagaimana kisah sebenarnya. Sebab, soal mahar dan rencana pernikahan itu, memang kadang justru mengundang awal petaka dan kehancuran bagi pasangan yang seharusnya bahagia memulai hidup baru. Karena apa? Karena banyak sekali yang masih memegang prinsip tentang kewajiban menggelar pesta pernikahan yang mewah, dan juga perihal mahar yang diminta sang calon mempelai wanita.


Podcast Dengan Judul "GAGAL NIKAH KARENA SERTIFIKAT RUMAH"

Podcast yang diunggah kurang lebih satu bulan yang lalu ini, berhasil meraup 5,5 juta viewers. Bintang tamu yang didatangkan oleh Denny Sumargo adalah kedua belah pihak yang sedang berseteru tersebut. Ada yessy beserta ibunya, pun dengan Ryan yang juga didampingi sang ibu.

Sesi ngobrol antara host dan kedua tamu yang menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam 26 menit tersebut membahas dari awal bagaimana kronologi sampai akhirnya heboh di jagat maya. 

Sesi pertama, sang pebasket yang juga menjadi host, mendengarkan keterangan dan cerita versi pihak perempuan. Kemudian setelahnya, disusul keterangan dari pihak laki-laki. Adapun keinginan Denny Sumargo untuk mempertemukan keduanya, dengan tujuan untuk meng'kroscek'kan ternyata gagal. Sebab, ada salah satu pihak yang memang kurang berkenan untuk dipertemukan. Dan beliau menghargai keputusan tersebut.

Reaksi pertama kali ketika mengikuti jalan cerita antara keduanya, yang jelas nampak adalah perbedaan alur cerita. Namun, bisa dimaklumi, sebab masing-masing pihak pasti ada kegigihan untuk membela diri. Entah mana yang benar/ salah, sebagai seorang penonton yang baik sih, menurutku, lebih baik tidak terlalu banyak berkomentar. Justru, aku lebih fokus pada mengambil hikmah dari podcast ini. 


Berawal dari Mahar Sertifikat Rumah yang Diminta Oleh Pihak Wanita

Pihak Yessy, mengatakan bahwa ia bukan tipe cewek yang matre dan menuntut harta. Ia hanya menagih janji dari Ryan, yang sebelum menikah, memang menjanjikan rumah untuk tempat tinggal mereka pasca menikah.

Namun, sanggahan dari pihak Ryan, adalah bahwa rumah yang dijanjikan tersebut adalah pemberian dari kedua orangtua'nya untuk ditinggali oleh Ryan dan Yessy setelah menikah, namun bukan untuk diserahkan sertifikat rumahnya sebagai mahar. 

Sekali lagi, aku tidak fokus kepada siapa yang benar dan salah ya dear. Hanya Allah yang tau kebenarannya. Aku justru ingin membahas tentang mahar. Bagaimana di dalam Islam. 


Tentang Mahar Dalam Pernikahan Islam


Apa itu mahar?

Mahar adalah kewajiban yang wajib diserahkan suami kepada istrinya ketika akan menikah dan menjadi harta milik istri. Hal ini merupakan perintah Allah dalam Al Quran. Allah berfirman,

وَءَاتُوا النِّسَآءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفَسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا

“Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa: 4)


Bagaimana Islam Membahas Mahar Pernikahan?

Mahar wajib ditunaikan walaupun tidak memiliki harga yang tinggi. Sebagaimana kisah seorang sahabat yang akan menikah tapi tidak memiliki harta, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan sahabat tersebut untuk mencari mahar yang memiliki nilai dan harga walaupun hanya cincin besi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada sahabat tersebut,

انْظُرْ وَلَوْ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ

“Carilah walaupun hanya berupa cincin besi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Besaran nilai mahar tidak ditetapkan oleh syariat. Mahar boleh saja bernilai rendah dan boleh saja bernilai tinggi asalkan saling ridha. An-Nawawi menjelaskan,

في هذا الحديث أنه يجوز أن يكون الصداق قليلا وكثيرا مما يتمول إذا تراضى به الزوجان، لأن خاتم الحديد في نهاية من القلة، وهذا مذهب الشافعي وهو مذهب جماهير العلماء من السلف والخلف

“Hadits ini menunjukkan bahwa mahar itu boleh sedikit (bernilai rendah) dan boleh juga banyak (bernilai tinggi) apabila kedua pasangan saling ridha, karena cincin dari besi menunjukkan nilai mahar yang murah. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi’i dan juga pendapat jumhur ulama dari salaf dan khalaf.” (Syarh Shahih Muslim 9/190)


Akan tetapi hendaknya mahar itu adalah mahar yang mudah akan membuat pernikahan berkah. Berkah itu adalah bahagia dunia-akhirat baik kaya maupun miskin. Tidak sedikit orang kaya tetapi rumah tangganya tidak bahagia dan tidak berkah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ

‘Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.’ (HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat Ahmad,

ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻟﻨَّﻜَـﺎﺡِ ﺑَﺮَﻛَﺔً ﺃَﻳَْﺴَﺮُﻩُ ﻣُﺆْﻧَﺔً

“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.”

Amirul Mukminin, ‘Umar radhiallahu anhu pernah berkata,

“Janganlah kalian meninggikan mahar wanita. Jika mahar termasuk kemuliaan di dunia atau ketakwaan di akhirat, tentulah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam paling pertama melaksanakannya.” (HR. At-Tirmidzi, shahih Ibni Majah)


Sebaliknya apabila mahar terlalu mahal dan membebankan bagi calon suami (apalagi sampai berhutang untuk menikah karena tabungan tidak cukup), tentu akan mengurangi keberkahan pernikahan. 

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan,

المغالاة في المهر مكروهة في النكاح وأنها من قلة بركته وعسره.

“Berlebihan-lebihan dalam mahar hukumnya makruh (dibenci) pada pernikahan. Hal ini menunjukkan sedikitnya barakah dan sulitnya pernikahan tersebut.” (Zaadul Ma’ad, 5/187)


Semoga kaum muslimin memudahkan dalam urusan mahar dan tidak mematok mahar yang tinggi yang menyusahkan dan membebani calon suami. Aamiin.


Bayang-bayang Biaya Pernikahan, Menjadikan Banyak Orang Takut Menikah

Di negara kita sendiri, Indonesia ini masih banyak yang berprinsip bahwa pernikahan itu identik dengan pesta mewah. Ta luput juga, terkait mahar yang seperti dibahas pada paragraf diatas. Padahal, sudah jelas dalam Islam, segala sesuatunya itu dimudahkan.

Namun, nyatanya masih banyak yang rela mengambil hutangan untuk mengadakan pesta dengan harapan uang sumbangan'lah yang akan dipakai untuk membayar hutang tersebut. Tradisi seperti ini marak sekali terjadi, dan sayangnya edukasi terkait pernikahan sebaik-baik dalam Islam masih minoritas yang memahaminya. 

Alih-alih bahwa pernikahan itu kan sakral, InsyaAllah sekali seumur hidup, jadi kalau bisa, dibuat sebaik mungkin agar dapat menjadi kenangan terindah. Baik atau indah padahal tidak identik dengan mewah. Nah, jangan sampai justru dapat menjadi boomerang untuk mempelai atau keluarga setelahnya. Karena yang paling penting adalah tentang kehidupan setelah menikah. Kalau memang mampu bukan menjadi masalah ya dear, tapi kalau berusaha diada-adakan, itu yang rasanya kurang tepat.

Karena kehidupan setelah menikah'lah yang harus menjadi perhatian. Setelah menikah, akan muncul ujian baru yang juga kompleks, sebab menikah itu bukan hanya tentang 2 orang saja, namun 2 keluarga. Jadi, menurutku yang justru dipersiapkan matang-matang adalah mental kita. Bekali diri terlebih dahulu dengan ilmu, terutama ilmu agama, supaya pondasi lebih kuat ketika mendapati berbagai ujian kehidupan.


Review Podcast, Ambil Ibrohnya

Dari kisah Yessy dan Ryan, yang keduanya sama-sama meluapkan curahan hatinya ke sosmed hingga viral. Kira-kira, hikmah apa saja yang bisa dipetik?


Usahakan Untuk Tidak Meluapkan Isi Hati ke Sosial Media

Dalam isi podcast tersebut, Yessy menjelaskan bahwa ia sempat vakum tidak bekerja, bahkan keluarganya juga terdampak bully'an netizen, sampai sang ibu juga khawatir jika adik dari Yessy juga akan ikut kena bully. Dari sini, menyadari sekali konsekwensi yang didapat ketika memviralkan sesuatu atau tanpa sengaja mengunggah konten di sosmed dan viral. Sudah pasti, harus siap dengan sangsi sosialnya ya dear.

Karena pada akhirnya, yang menanggung malu bukan hanya diri sendiri namun juga bisa berdampak pada keluarga.


Usahakan Mengunggah Konten yang Baik dan Bermanfaat

Alangkah lebih baik, jika konten-konten yang diunggah adalah segala hal yang berbau manfaat dan kebaikan. Karena, jika melihat hari ini sosmed digunakan untuk aksi saling sindir, saling pamer kekayaan, saling hujat, rasanya miris sekali. Dan, ini bisa dimulai dari diri sendiri..berusaha mengunggah segala sesuatu yang bernilai kebaikan.


Menikah Sesuai Kemampuan

Menikah adalah ibadah. Jangan sampai, hanya karena menuruti nafsu, kita melakukan hal-hal yang justru nantinya akan berakibat buruk. 


Sekian. Semoga bermanfaat…


Related Posts

Posting Komentar